40th ELEX MEDIA: Memeluk Teknologi, Menerbangkan Imajinasi

Oleh: Admin Web
10 January 2025
40th ELEX MEDIA: Memeluk Teknologi, Menerbangkan Imajinasi
Pembaca Buku Elex Media
Share to:

IMAJINASI MENGEMBANGKAN KEMANUSIAAN

Imajinasi, menurut KBBI adalah ‘daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang’, atau secara singkat dalam satu kata disebut khayalan.

Oxford Dictionary memberikan makna lebih detil lagi untuk lema ‘imagination’, yakni ‘The faculty or action of forming new ideas, or images, or concepts of external objects not present to the senses.’ and ‘The ability of the mind to be creative or resourceful.’ Dari definisi ini terlihat lebih jelas bahwa imajinasi adalah sebuah ‘tindakan’ membuat ide, gambaran atau konsep baru dari sumber-sumber di luar diri kita, dan (hasil imajinasi tersebut) tidak dapat dirasakan oleh panca indera.

Jelas terlihat di sini bahwa imajinasi atau tindakan imajinatif itu memiliki unsur-unsur utama yakni ‘tindakan’, ‘sumber di luar pencipta’ atau kita sebut referensi, dan ‘tidak (belum) berwujud.’ Namun, sekalipun masih dalam tataran konsep atau pemikiran, imajinasi terbukti telah memberi nyawa untuk berbagai penemuan penting dunia yang mengubah kehidupan manusia secara radikal, bahkan mengubah kemanusiaan itu sendiri.

 

Contoh paling sederhana adalah kisah imajinatif mitologi Yunani Daedalus dan Icarus, tentang manusia yang dapat terbang bebas seperti burung. Apakah mitos ini hanya khayalan kosong? Bukan, karena kita menemukan sebuah konsep di sana, mengenai alat apa yang digunakan, dan apa manfaat sekaligus risikonya jika manusia bisa terbang. Yang lebih luar biasa, kisah Daedalus dan Icarus berasal dari sekitar 1400 tahun sebelum Masehi!

 

Pada tahun 1505, Leonardo Da Vinci membuat Codex on the Flight of Birds berisi sketsa penggambaran cara kerja sayap burung, sekaligus menyarankan konsep “penerbangan manusia” berdasarkan cara kerja sayap burung tadi. Selanjutnya 300 tahun kemudian pada 1891, seorang berkebangsaan Jerman, Otto Lilienthal, melakukan hampir 2000 kali penerbangan dengan menggunakan pesawat layang. Beliau diberi julukan “Bapak Penerbangan.”

 

Lalu akhirnya pada 17 Desember 1903, di Kitty Hawk California, AS, kakak beradik Orville & Wilbur Wrights berhasil melakukan penerbangan bermesin pertama selama 59 detik dan menempuh jarak 260 meter. Penerbangan ini menandai dimulainya era penerbangan bermesin, ketika manusia benar-benar dapat membuat sebuah “mesin terbang” yang sepenuhnya dapat dikendalikan dan bergerak dengan tenaga sendiri. Pesawat terbang pertama pun telah lahir.

 

Ketika kisah Daedalus & Icarus diciptakan, semua masih berupa imajinasi belaka, seperti definisi imajinasi dari Oxford, sesuatu yang ‘tidak dapat dirasakan oleh panca indera.’ Para pionir penerbangan dunia yang berani seperti Da Vinci, Lilienthal dan Wright itulah yang mentransformasikan imajinasi tadi menjadi sebuah alat yang bermanfaat bagi manusia.

 

Ada hal menarik dari sejarah penerbangan tadi. Sejak Daedalus & Icarus hingga Wright Bersaudara, ada rentang waktu lebih dari 3000 tahun, tiga milenium penuh, untuk mentransformasikan sebuah imajinasi! Lalu setelah itu, dari era Wright Bersaudara hingga saat artikel ini ditulis, perlu waktu 191 tahun sampai kita saat ini menikmati angkutan udara yang modern, cepat, aman nyaman bahkan mewah, dan ramah lingkungan.

 

Tiga milenium penuh berbanding dengan 191 tahun, sebuah perbedaan periode yang sangat kontras! Mengapa di awal masa penemuan pesawat terbang butuh waktu 3 milenium penuh, sementara untuk perkembangan penerbangan modern hanya butuh 191 tahun?

 

Jawabannya ada pada ekosistem pendorong transformasi, yakni teknologi itu sendiri. Sebelum dan setelah abad 20, perkembangan teknologi seperti berbalik 180 derajat, dari yang bergerak sangat lamban menjadi sebuah akselerasi teknologi yang semakin cepat pasca abad 20. Inilah faktor utama yang mendorong imajinasi tadi terwujud dengan sangat cepat dan pada akhirnya menjadi sebuah alat yang merevolusi perkembangan umat manusia, serta kemanusiaan itu sendiri. Manusia akhirnya punya kemampuan bepergian dengan lebih cepat, lebih jauh dan lebih nyaman, sehingga kehidupan mereka pun menjadi lebih baik.

IMAJINASI DALAM INDUSTRI PENERBITAN

Didirikan pada 15 Januari 1985, Elex Media telah mengarungi 39 tahun masa tumbuh dan berkembang sebagai penerbit buku. Pada mulanya, dengan mengusung konsep speed as strategy, Elex Media mencoba mengisi celah-celah kebutuhan masyarakat saat itu akan bacaan bermutu terutama dalam bidang teknologi dan hiburan (entertainment). Setelah sukses dengan majalah elektronika, Elex Media mulai mendatangkan pop culture Jepang yang suatu saat kelak akan menjadi salah satu genre budaya terpopuler di dunia, dalam bentuk penerbitan komik Jepang (manga) dan novel remaja Jepang. 

 

Era pertengahan 80-an hingga 90-an ditandai pula dengan revolusi masif dari turunan teknologi elektronika, yakni teknologi komputer. Personal computer (PC) mulai hadir di kantor-kantor dan rumah tangga, membawa dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat dalam melakukan berbagai pekerjaan hingga hiburan. Pengetahuan komputer yang saat itu dianggap sebagai the cutting edge technology, turut dihadirkan pula oleh Elex Media dalam bentuk buku-buku how-to, serta majalah komputer Mikrodata, CHIP, CHIP Foto Video Digital dan PLAY (majalah game). Sekali lagi, Elex Media berhasil menjadi sahabat masyarakat dalam memeluk dan menerima kehadiran teknologi terbaru yang membawa perubahan besar dalam kehidupan mereka.

 

Selanjutnya, Elex Media pun mulai melakukan diversifikasi produk dengan mengembangkan lini-lini baru, mulai dari buku bisnis dan manajemen, parenting, pengembangan diri, kesehatan, buku dan majalah anak, merchandising, religi, hingga perangkat lunak komputer untuk kalangan dunia usaha maupun pendidikan dan hiburan melalui brand Elex Digital. 

 

Sejak awal mula berdiri hingga saat ini, spirit yang menghidupi Elex Media adalah imajinasi. Elex Media ada karena imajinasi dari para penulis, mangaka, desainer, editor dan tentu saja pembacanya. Mereka bukan hanya membayangkan berbagai hal yang menyenangkan, menghibur, mendidik, atau berteknologi tinggi, melainkan sama seperti para pionir dunia penerbangan dulu, mereka semua berusaha mewujudkan imajinasi itu menjadi kenyataan, dalam produk-produk yang telah 40 tahun mewarnai dunia perbukuan Indonesia.

 

TRANSFORMASI INDUSTRI, TRANSFORMASI MANUSIA

 

Tahun 2025 Elex Media genap berusia 40 tahun, dan pada saat yang sama, perkembangan teknologi, khususnya teknologi digital, sedang berakselerasi semakin cepat, ditengarai dengan semakin luasnya penggunaan e-commerce hingga membuminya berbagai aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI).

 

Life begins at 40, demikian menurut sebuah ungkapan tradisional. Ungkapan itu diambil dari sebuah judul buku karya Walter B. Pitkin, penulis, profesor dan filsuf dari AS pada tahun 1932. Menurut Pitkin, manusia sewajarnya bekerja keras sebelum usia 40 untuk menjamin kehidupan selanjutnya berkembang dengan menyenangkan dan memberi manfaat.

 

Buku itu terbit ketika harapan hidup rata-rata warga AS telah mampu melewati batas 40 tahun ke usia yang jauh lebih tinggi lagi, sebagai akibat perkembangan teknologi yang membuat kehidupan manusia menjadi semakin mudah dan menyenangkan.

 

Puluhan tahun kemudian, majalah Fortune 500 menulis artikel yang menyatakan bahwa rata-rata perusahaan mati prematur dalam 40 tahun pertama (masih mengacu pada konsep Pitkin tadi). Artinya, kehidupan yang sebenarnya bagi sebuah perusahaan pun sebenarnya baru dimulai sejak usia 40 tahun!

 

Namun dalam dunia perbukuan, disrupsi digital serta penggunaan AI secara besar-besaran banyak dikhawatirkan akan menjadi penyebab datangnya senja kala penerbit-penerbit buku tradisional. Pemikiran itu ada benarnya apabila penerbit tradisional tidak mau berubah, bertransformasi dan menyelaraskan diri dengan perkembangan teknologi tadi.

Transformasi bagi Elex Media adalah sebuah perubahan menyeluruh, baik dalam hal produk yang diciptakan dan ditawarkan ke konsumen, perubahan cara bekerja di dalam perusahaan, hingga yang paling mendasar adalah perubahan setiap individu di dalam Elex Media menjadi sebuah versi terbaik dari dirinya sebagai pelaku-pelaku utama industri penerbitan.

Related News

All News