Krisis Identitas Remaja Dipengaruhi Media Sosial? Yuk, Simak Penjelasannya

Oleh: Sibertama
08 January 2025
Krisis Identitas Remaja Dipengaruhi Media Sosial? Yuk, Simak Penjelasannya
Social Media
Share to:

Lanskap media sosial selalu berubah, terutama di kalangan remaja yang bisa dikatakan sebagai ujung tombak ranah ini.

Salah satu penelitian yang diterbitkan Pew Research Center menjelaskan bahwa media sosial hampir tidak bisa dilepaskan dari kehidupan remaja.

Dari survey itu dijelaskan, pada 2022, YouTube menjadi paltform media sosial yang paling banyak digunakan oleh remaja, disusul dengan TikTok dan Instagram, serta ada Twitter, Facebook, Twitch, dan WhatsApp yang digunakan juga oleh remaja namun dalam jumlah yang lebih sedikit.

Besarnya penggunaan media sosial tentu mempengaruhi kejiwaan remaja, salah satunya krisis identitas. Hal itu dijelaskan oleh Eichhorn, Sejarawan Media di New School, yang mengatakan bahwa media sosial memiliki dampak besar pada perkembangan identitas.

Bentuk krisis identitas pada remaja bisa ditandai dengan seringnya mereka mempertanyakan keberhargaan dirinya dan membandingkan pencapaian orang lain dengan pencapaian dirinya.

Terjadinya krisis identitas pada remaja ini juga berhubungan dengan aktifnya bagian otak di  bagian amygdala (bagian dari sistem limbic), sehingga para remaja merasakan emosi yang mungkin tidak dapat dipahami saat ini.

Hasil dari aktifnya otak bagian amygdala di usia remaja adalah jadi cepat merasa bosan, sudah punya keinginan sendiri, suka impulsif, dan sulit bangkit menjadi positif ketika sedang badmood.

Aktifnya otak bagian amygdala yang diikuti dengan penggunaan media sosial tanpa batas tadi bisa semakin mempengaruhi krisis identitas pada remaja.

Lalu, apa yang bisa dilakukan saat krisis identitas ini menyerang? Berikut ini tips mengatasi krisis identitas, khususnya pada masa remaja.

Mengurangi Durasi Bermain Media Sosial

Salah satu jurnal yang dikeluarkan JAMA Psychiatry menjelaskan remaja yang menghabiskan lebih dari 3 jam per hari menggunakan media sosial memiliki risiko lebih tinggi mengalami kesehatan mental, khususnya masalah internalisasi seperti krisis identitas.

Mengukur Kelebihan dan Kekurangan Diri dengan Jurnal dalam buku Am I Doing Okay

Cara untuk mengukur kelebihan dan kekurangan diri sendiri yang paling mudah adalah dengan menulis jurnal.

Agar lebih termotivasi dalam menulis jurnal, cari lah buku jurnal yang dilengkapi dengan panduan dan arahan dalam membantu kamu mengukur kelebihan dan kekurangan diri.

Salah satu buku yang bisa kamu gunakan sebagai jurnal dalam mengukur kelebihan dan kekurangan diri sendiri adalah buku Am I Doing Okay, karya para psikolog yang mumpuni di bidangnya, yaitu Anastasia Satriyo, M.Psi., Psikolog, Anggita Hotna Panjaitan, M.Psi., Psikolog, dan Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., Psikolog.

Di dalam buku ini ada halaman khusus yang bisa digunakan untuk menulis ragam kegiatan atau hobi dari yang paling dikuasai hingga yang paling tidak dikuasai.

Dari situ dapat ditemukan apa saja kelebihan dana kekurangan yang ada pada diri sendiri, karena sejatinya tidak ada manusia yang tidak memiliki kelebihan.

Mengenal Kemampuan Diri dan Mengoptimalkannya dengan buku Am I Doing Okay

Selain halaman khusus untuk mengukur kekurangan dan kelebihan diri sendiri, dalam buku Am I Doing Okay ini kamu juga bisa membantu kamu mengoptimalkan kemampuan diri sendiri.

Dengan Buku Am I Doing Okay, mengenal diri sendiri secara dalam akan lebih mudah, karena ada 5 BAB yang membantu mengenal diri ke beberapa tahap:

·       Apa Itu Perasaan?

·       Sedih, Rasanya Sakit Sekali!

·       Ketika Perasaanku Begitu Kuat

·       Mengenal Diri Sendiri

·       Mengembangkan Diri

Dalam kelima BAB itu ada penjelasan mengenai ragam fenomena psikologis yang kerap dialami remaja dari sudut pandang psikologi perkembangan, serta tips dan trik yang bisa membantu remaja dan orangtua dengan anak remaja untuk melalui segala tantangan.

Selain itu, di setiap BAB selalu ada halaman khusus, seperti halaman pengukur kekurangan dan kelebihan diri, yang bisa ditulis para remaja sebagai sarana mengenal kemampuan diri sendiri lebih dalam dan mengoptimalkannya.

Untuk mengoptimalkan kemampuan diri sendiri, ada halaman khusus yang bisa digunakan untuk membuat to-do list sebagai misi mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan diri sendiri.

Itu dia penjelasan seputar krisis identitas remaja yang dipengaruhi media sosial dan tips mengatasinya.

Untuk mempelajari lebih dalam tentang apa saja yang mempengaruhi krisis identitas dan kesehatan mental lainnya pada remaja, dapat ditemukan dalam buku Am I Doing Okay.

Untuk para orangtua, yuk, beri kesempatan pada anak remaja untuk mengenali diri mereka sendiri melalui buku Am I Doing Okay!

Buku ini dapat ditemukan di toko Gramedia terdekat atau pesan secara online melalui gramedia.com atau Elex Media Komputindo Shop Shopee Mall.

 

Source:

Teens, Social Media and Technology 2022 | Pew Research Center

How Social Media Shapes Our Identity | The New Yorker

Associations Between Time Spent Using Social Media and Internalizing and Externalizing Problems Among US Youth - PubMed (nih.gov)

 

Related News

All News